Kamis, 18 April 2013

Tips dan teknik memotret tetesan embun

teknik memotret tetesan embun
   Ketika Anda melihat keluar dari jendela saat pagi-pagi dan Anda melihat halaman Anda tertutup embun, berkilau di bawah sinar matahari Anda harus keluar dan mengambil kamera untuk memotret itu. Jika Anda tidak dapat bangun pagi-pagi, Anda dapat mencoba menggunakan botol semprot pada tanaman dan semak-semak karena hal ini akan menciptakan efek yang sama.
Berikut adalah  
Tips dan teknik memotret tetesan embun.

 Aksesoris apa yang saya butuhkan?
     Jika Anda memiliki Kamera DSLR menggunakan lensa makro saat Anda akan memotret pada jarak fokus dekat. Pengguna kamera compact harus beralih ke mode makro (biasanya simbol bunga pada pilihan mode kamera Anda agar kamera Anda tahu Anda akan bekerja dekat dengan subjek Anda).
Jika Anda memiliki tripod dengan sebuah kolom tengah yang dapat diaktifkan secara horisontal atau terbalik, aturlah, jika tidak, anda dapat mengganjalnya dengan bantal misalnya.
Jika Anda memilikinya, gunakanlah kabel release atau remote release, hal ini berguna agar kamera anda tidak bergoyang. Atau, self timer selama dua detik memberi Anda cukup waktu untuk menekan tombol.
Blur Background
Sebuah bukaan menengah akan memberikan kedalaman bidang atau Depth of field yang pas, dengan latar belakang yang tidak fokus, sementara objek tetap tajam. Awasi shutter speed Anda karena Anda tidak ingin foto menjadi blur. Cobalah dengan bukaan yang besar juga, jika menurut anda itu kurang tepat, maka rubahlah.
Fokus
Pastikan fokus Anda adalah pada tetesan, sehingga Anda mendapatkan gambar yang jelas dan bagus dari mereka. Anda mungkin harus mengorbankan ketajaman latar depan sebagai tetesan yang agak blur dan hanya akan mengalihkan perhatian orang yang melihat gambar.
Pembiasan Fotografi
Tetesan embun yang jatuh ke bawah pada ujung rumput tampak hebat, tetapi  trik sederhana yang lain adalah untuk mendapatkan gambar di dalam tetesan embun. Untuk melakukan ini ambilah gambar bunga atau rumput dan memindahkannya di belakang subjek Anda sampai Anda bisa melihatnya dalam jendela bidik.

Tips dan Teknik Memotret Bayi Untuk Pemula



tips dan teknik memotret bayi

Memotret bayi memang gampang-gampang susah, tetapi dengan teknik fotografi memotret bayi yang tepat, Anda bisa mendapatkan  gambar bagus. Pertama, buat daftar gambar yang ingin diambil sebelum Anda mengambil kamera. Saat mengambil foto bayi, waktu Anda sangat terbatas karena ada banyak variabel pengganggu yang ikut bermain. Pastikan untuk mendapatkan pegangan kokoh dan pengambilan gambar aman terlebih dahulu. Setelah Anda yakin dengan ini, mulailah mencari ide dan sudut baru dengan kreatif.

Lensa terbaik untuk digunakan pada jenis fotografi ini adalah lensa 50/85mm, memotret dengan diafragma lebar dan angka F-stop antara 5,6 dan 4 akan memungkinkan Anda untuk memotret dalam ruangan gelap dan menangkap titik fokus pada subjek Anda dengan latar belakang samar untuk menghilangkan gangguan.
Saat mengambil foto, atur kamera ke Aperture priority dan memilih f4 – F5.6 F-stop lebar. Fokus pada wajah bayi yang baru lahir dan masukan sedikit latar belakang dalam frame. Latar belakang warna-warni atau menarik benar-benar bagus untuk digunakan dalam situasi ini, karena mereka membuat adegan dan gambar yang lebih dramatis. Perspektif lain adalah Anda bisa mempertimbangkan untuk mengarahkan titik fokus pada kaki bayi dan melemparkan sisa atau framenya menjadi blur yang kreatif, posisi terbaik untuk ini adalah Anda berdiri di ujung di ujung kaki bayi serta dalam posisi yang cukup rendah.

Memasang lensa zoom pada kamera Anda untuk memvariasikan komposisi bidikan adalah ide bagus untuk dipertimbangkan. Anda bisa mendapatkan sebuah gambar yang lucu dari kaki, tangan, telinga, dan hidung. Cobalah untuk menjangkau gambar secara lebar untuk mengungkapkan seluruh panjang tubuh bayi.
Saat mengambil segala jenis portrait fotografi Anda perlu mempertimbangkan pemerataan cahaya. Jangan pernah gunakan flash, itu mengganggu suasana tenang yang ingin anda ciptakan, dan merusak gambar Anda dari tone dan tekstur. Posisikan bayi Anda, ranjang atau keranjang, di sebuah ruangan dengan jendela besar dan dinding putih, atau dekat jendela menggunakan lembaran putih atau tirai untuk meredakan cahaya yang masuk, jika cahaya tersebut sangat terang.

Pastikan tidak ada item yang mengganggu seperti botol, popok, mainan pada latar depan atau latar belakang foto Anda. Sertakan selimut lembut untuk warna yang menarik, tone, dan tekstur. Pertimbangkan menggunakan alat peraga untuk penekanan ukuran dan objek untuk menjaga tema. Pastikan agar tidak terlihat terlalu berantakan. Menjaganya tetap sederhana adalah kuncinya.

Pertimbangkan memotret dalam warna hitam putih atau mengedit menjadi hitam putih untuk beberapa bidikan Anda. Gambar hitam putih selalu membawa emosi kita lebih dari gambar berwarna-warni. Saat mengedit jepretan Anda, cobalah memainkan curves, atau preset pada perangkat lunak yang Anda gunakan untuk mengontrol contrast dan brightness pada bayangan, mid tones dan highlights

Framming and Strobis

Framming
      Framming adalah kreatif pemotretan dengan memanfaatkan unsur lain pada obyek yang kita potret sehingga membentuk kesan frame/bingkai tersendiri untuk menambah nilai keunikan dan menarik serta memperkuat kesan foto secara visual.
  Strobis
     Strobist adalah teknik pemakaian flash secara external, jadi tidak digunakan diatas hotshoe kamera, melainkan dengan bantuan trigger, atau Flash yang bisa digunakan sebagai master. Alat wireless trigger ini umumnya menggunakan gelombang radio atau sinar infra merah untuk menyalakan flash slave (flash lain harus mengikuti pada flash utama). Keuntungan dengan menggunakan teknik ini kita bisa memposisikan satu atau lebih flash di mana saja untuk mengatur arah, intensitas, cahaya untuk menghasilkan foto yg kita inginkan.

RESEP KREATIF PEMOTRETAN


1. Zooming
Zooming adalah kreatif pemotretan dengan memanfaatkan fasilitas ring zoom pada lensa kamera. Zoom in adalah membuat gambar obyek tampak lebih mendekat sedangkan zoom out adalah membuat gambar obyek tampak lebih menjauh. Dalam pengaturan speed dan penggunaan zoom yang tepat akan memberikan efek motion (gerak) pada hasil foto.
Bahan-bahan :
a.       Kamera
b.      Tripod (jika diperlukan)
c.       Filter Radial Zoom (jika diperlukan)

Cara membuat :
a.       Memotret zooming, membutuhkan speed yang lambat, jadi pastikan speed pada kamera anda dalam setting speed lambat, pastikan objek dalam keadaan fokus
b.      Setelah speed ditentukan, maka lanjutkan dengan mengatur diafragma menyesuaikan speed agar mendapat pencahayaan yang normal
c.       Setelah mendapat normal, jepret shutter bersamaan dengan memutar ring zoom, jika ring zoom diputar dari jauh ke dekat maka disebut zoom in, jika ring zoom diputar dari dekat ke jauh disebut zoom out
d.      Jika kesulitan dengan speed lambat, anda bisa menggunakan tripod atau filter radial zoom.

2. Panning
Panning adalah teknik kreatif pemotretan untuk mendapatkan efek gerak pada obyek yang bergerak (balap motor, orang berlari, dll). Hasil dari teknik panning adalah adanya efek motion (gerak) pada latar belakang (background).
Bahan-bahan :
a.       Kamera
b.      Tripod (jika diperlukan)
Cara membuat :
a.       Sama seperti memotret zooming, motret panning membutuhkan speed yang lambat agar menghasilkan efek gerak. Jadi pastikan kamera anda dalam setting speed lambat
b.      Kemudian lanjutkan dengan mengatur diafragma agar mendapat pencahayaan yang normal
c.       Pencet shutter bersamaan dengan mengubah arah kamera mengikuti gerak objek
d.      Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, pastikan memencet shutter pada saat objek berada tepat di tengah kamera
e.       Jika anda kesulitan dengan speed lambat, pergunakan tripod.
Double/Multi Ekspose
Adalah teknik pemotretan dengan mengkombinasikan beberapa perekaman imaji/gambar dalam satu bingkai frame. Teknik ini membutuhkan penuangan kreatifitas, ide, konsep dan pemahaman komposisi serta pencahayaan.
Bahan-bahan :
a.       Kamera
b.      Filter Multi Ekspose (jika  diperlukan)

Cara membuat :
a.       Memotret multi ekspose membutuhkan ide, konsep, dan kreativitas. Jadi pastikan anda sudah mempunyai ide
b.      Jika anda sudah mempunyai ide, pastikan objek yang akan anda potret dalam keadaan pencahayaan normal (atur terlebih dahulu speed dan diafragmanya)
c.       Jika pencahayaan sudah normal, pencet tombol shutter. Objek 1 sudah anda dapatkan
d.      Untuk mendapatkan objek ke-2, 3, dst., ulangi urutan di atas. Akan tetapi sebelum memutar kokang, putar tombol multi ekspose kemudian baru di kokang, kemudian pencet shutter dan begitu seterusnya
e.       Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, pastikan anda sudah memikirkan porsi untuk objek 1, 2, 3, dst dalam satu frame
f.       Jika anda kesulitan, anda bisa menggunakan filter multi ekspose.

4. Bulb
Bulb adalah proses pemotretan dengan memanfaatkan fasilitas bulb pada kamera. Fasilitas bulb pada kamera memberikan keleluasaan dalam menentukan berapa lama rana terbuka untuk proses pembakaran. Bila kita memotret pada kondisi cahaya yang minim atau sangat kurang (pada malam hari), dan prioritas speed tidak mampu lagi mendapatkan pencahayaan normal maka fasilitas bulb pada kamera akan sangat membantu. Untuk menghindari goncangan (shaking), alat bantu tripod dan kabel release sangat dibutuhkan.
Bahan-bahan :
a.       Kamera
b.      Tripod
c.       Kabel Release

Cara membuat :
a.       Pastikan kamera anda dalam setting speed bulb
b.      Untuk diafragma, terserah pada fotografer. Jika bukaan diafragma lebar maka efek dari sumber cahaya akan bulat. Jika bukaan diafragma sempit maka efek dari sumber cahaya akan berbentuk bintang
c.       Untuk lamanya rana membuka (speed), fotografer dapat menentukan sendiri waktunya
d.      Untuk menghindari goncangan pada kamera, lebih baik menggunakan tripod atau kabel release.

5. Siluet
Siluet adalah teknik pemotretan untuk menampilkan gambar obyek dalam keadaan gelap. Teknik ini memanfaatkan arah sumber cahaya yang berasal dari balik obyek yang akan kita potret. Teknik ini membutuhkan ketepatan pencahayaan agar obyek yang kita rekam tetap tampil dengan kontur dan ketajaman yang tepat.
Bahan-bahan :
a.       Kamera


Cara membuat :
a.       Teknik siluet ini memanfaatkan sumber cahaya yang datang dari balik objek sehingga pengukuran speed dan diafragma terletak pada sumber cahaya tersebut
b.      Karena kita mengukur pencahayaan normal pada sumber cahaya yang ada dibalik objek, maka efeknya objek yang ada didepannya akan lebih gelap.

6. Makro
Makro adalah kreatif dalam pemotretan dengan menggunakan lensa makro untuk mendapatkan gambar obyek yang sangat dekat sekali. Foto makro juga digunakan untuk mendapatkan detail dan tekstur pada obyek yang kita potret. Dalam pemotretan makro, ruang tajam akan menjadi sempit sekali oleh karena itu dibutuhkan ketepatan pancahayaan dan focusing. Ketika tidak ada lensa makro untuk melakukan pemotretan ini kita bisa menyiasatinya dengan membalik lensa normal untuk pemotreta makro.
Bahan-bahan :
a.       Kamera
b.      Lensa Makro (jika punya)
c.       Filter Close Up

Cara membuat :
a.       Jika anda mempunyi lensa makro, maka memotret makro dapat dilakukan seperti pemotretan pada umumnya
b.      Jika anda tidak mempunyai lensa makro, anda bisa menyiasati dengan cara membalik lensa normal
c.       Jika anda masih kesulitan, pakailah filter close up

TEKNIK DASAR PEMOTRETAN


    Setelah kita mengenal jenis-jenis foto, sekarang saatnya untuk mengetahui bagaimana cara memotrer untuk menghasilkan sebuah karya foto. Seorang fotografer pada awalnya harus menguasai kamera dan bagaimana cara kerja kamera tersebut.
Focusing
Istilah focusing dalam fotografi adalah proses penajaman imaji pada bidang tertentu suatu obyek pemotretan. Focusing adalah teknik paling dasar tetapi begitu penting, karena untuk mendapatkan gambar yang tajam dan jelas kita harus melakukan focusing secara tepat. Pemilihan bidang atau titik tertentu dalam suatu obyek foto akan menentukan kesan “kedalaman” pada sebuah foto. Obyek yang akan kita hadapi dalam pemotretan tidak hanya sekedar benda diam saja, tetapi kita juga akan dihadapkan pada benda bergerak (misalnya foto olahraga), hal ini akan berpengaruh pada tingkat kesulitan dalam focusing. Untuk tahap pembelajaran, lakukanlah focusing pada benda diam dahulu hingga kita memahami tehnik focusing dengan tepat.
Pengaturan Speed
Proses pembakaran negatif di dalam kamera untuk mendapatkan imaji tertentu dipengaruhi oleh cara kerja dan kecepatan rana kamera. Kita bisa menentukan kecepatan rana saat pembakaran dengan pengaturan speed. Semakin tinggi speed (high speed) yang kita pakai maka akan semakin cepat pula rana bekerja dan sebaliknya, semakin rendah speed (low speed) yang kita pakai maka akan semakin lambat pula rana bekerja. Dalam dunia fotografi terdapat istilah pencahayaan normal (normal eksposure), pencahayaan rendah (under eksposure) dan pencahayaan tinggi (over eksposure). Pencahayaan normal adalah dimana kita menentukan speed dan diafragma yang tepat untuk mendapatkan gambar seperti pada keadaan obyek foto yang sebenarnya. Over eksposure (pencahayaan tinggi) adalah kompensasi pada pengaturan speed untuk mendapatkan intensitas pencahayaan yang lebih banyak daripada pencahayaan normal dan gambar yang dihasilkan pun lebih terang daripada kondisi aslinya. Under eksposure (pencahayaan rendah) adalah kompensasi pencahayaan pada pengaturan speed untuk mengurangi intensitas cahaya dibawah pencahayaan normal. Under eksposure sering digunakan ketika kondisi cahaya dalam pemotretan terlalu keras sehingga pengkompensasian akan diperlukan untuk mendapatkan gambar yang lebih maksimal.
Pengaturan Diafragma
Sebuah foto yang menarik adalah dimana foto tersebut terdapat dimensi ruang atau kesan kedalaman. Fasilitas diafragma pada lensa kamera berperan penting dalam mengatur pemisahan antara bidang background dan obyek utama. Diafragma juga menetukan seberapa luas ruang tajam pada foto. Semakin kecil bukaan diafragma semakin luas ruang tajam yang bisa kita dapatkan dan semakin besar bukaan diafragma maka semakin sempit ruang tajam dalam foto.

Zooming and Bulb

Zooming
-Zooming adalah teknik foto untuk memberikan kesan gerak dengan mengubah panjang fokus lensa.
-Perubahan panjang fokus hanya dapat dilakukan dengan lensa zoom.
-Untuk mendapatkan kesan gerak, anda harus menggunakan kecepatan rana tidak lebih dari 1/30 detik.
-Untuk mendapatkan foto zooming secara maksimal, pakailah tripod (kaki tiga)

Data teknis:
-Kamera : Nikon D100 Digital
-Lensa : 28 – 80 Nikkor D
-Speed : 5 (with flash)
-Diafragma : 3.5
-ASA : 400
-White balance : flash
http://hermawayne.blogspot.com
Contoh foto dengan teknik zooming 
Bulb
-Kecepatan rana dapat diatur sesuai dengan waktu yang kita inginkan.
-Teknik ini dilakukan dengan menahan tombol pelepas rana dengan lebih lama.
-Untuk mendapatkan hasil foto bulb secara maksimal, dapat digunakan kabel release dan tripod.
-Misal, kita mempergunakan kecepatan 30 detik sampai habis waktu perekaman cahaya.
http://hermawayne.blogspot.com
Contoh foto dengan teknik bulb




Depth of field (ruang tajam)


Hal-hal yang mempengaruhi ruang tajam:
-Jarak pemotretan (jauh=luas, dekat=sempit)
-Bukaan diafragma (kecil=luas, besar=sempit)
-Jarak fokus lensa /focal length (tele=sempit, wide=luas, normal=bisa diatur)
http://hermawayne.blogspot.com
Contoh foto dengan teknik depth of field

Slow & stop action


-Slow action : salah satu teknik fotografi yang bertujuan memperlihatkan/menangkap gerakan objek. Biasanya digunakan kecepatan rendah, antara 1/30 sampai 1 detik
-Stop action : kebalikan dari slow, yaitu teknik fotografi untuk bertujuan membekukan gerak objek. Biasanya digunakan kecepatan tinggi, antara 1/125 sampai 1/4000 atau lebih.
http://hermawayne.blogspot.com
Contoh foto dengan teknik slow action

Data teknis:
-Kamera : Nikon FM10
-Lensa : 35 – 70 mm
-Speed : 8
-Diafragma : 3,5
-ASA : 200
-Lokasi : TBS
-Slow action : salah satu teknik fotografi yang bertujuan memperlihatkan/menangkap gerakan objek. Biasanya digunakan kecepatan rendah, antara 1/30 sampai 1 detik
-Stop action : kebalikan dari slow, yaitu teknik fotografi untuk bertujuan membekukan gerak objek. Biasanya digunakan kecepatan tinggi, antara 1/125 sampai 1/4000 atau lebih.
http://hermawayne.blogspot.com
Contoh foto dengan teknik slow action

Data teknis:
-Kamera : Nikon FM10
-Lensa : 35 – 70 mm
-Speed : 8
-Diafragma : 3,5
-ASA : 200
-Lokasi : TBS
http://hermawayne.blogspot.com
Contoh foto dengan teknik slow action

Kamera : Canon 30D, speed : 10, diapragma : 5,6 ASA: 1600
http://hermawayne.blogspot.com
Contoh foto dengan teknik stop action

Data teknis:
-Kamera : Nikon D100 Digital
-Lensa : 28 – 105 mm Nikkor D
-Speed : 125 (with soft box)
-Diafragma : 16
-ASA : 200
 

TIPS PHOTOGRAPHY MEMOTRET OBJEK LANGIT BIRU

TIPS PHOTOGRAPHY MEMOTRET OBJEK LANGIT BIRU
Saat melakukan pemotretan outdoor, kadang kita tergiur untuk memotret orang/objek dengan background langit biru (cerah). Biasanya kondisi ini dapat diperoleh pada siang hari (diatas jam 10). Akan tetapi, biasanya hasil yang diinginkan tidak sesuai harapan, misalnya objek dalam foto tersebut menjadi siluet atau background langitnya menjadi putih (over).
Hal ini terjadi karena lightmeter kita tertipu oleh kondisi pencahayaan yang sulit, yakni latar belakang terlalu terang (langit biru yang cerah) sedangkan objek lebih gelap dari background langit. Sehingga ketika kita melakukan metering ke langit objek tadi menjadi siluet, sedangkan bila kita melakukan metering ke objek, langit menjadi putih.
Kondisi tersebut dapat diatasi dengan penggunaan lampu flash. Tujuannya agar objek dan background terlihat jelas (tidak over ataupun siluet). Berikut ini langkah-langkah pemotretannya :
1. Aturlah angle dan komposisi foto yang akan dibuat.
2. Gunakan mode manual pada kamera.
3. Aktifkan lampu flash
4. Aturlah shuter speed yang aman agar kamera stabil (tidak goyang), biasanya saya mengatur shuter speed, 1/ISO atau 1/focal length lensa.
5. Lakukan metering ke langit, kemudian atur aperture sehingga indicator lightmeter kamera menunjukan exprosure yang under (bisa ½ ,1, atau malah 2 stop), biasanya dengan cara mengecilkan aperture, lalu atur focus.
6. Terakhir, pencet shuter kamera anda.
Teknik diatas terkadang memunculkan error berupa obyek yang difoto sedikit over. Hal ini bisa diatasi dengan mengecilkan aperture kamera dan menurunkan intensitas lampu flash. Jarak pemotretan dengan objek juga perlu diperhatikan dalam teknik ini. Jika menggunakan flash internal (GN 12-15), maka jarak pemotretan antara kamera dan obyek tidak boleh terlalu jauh (1-2 meter), sedangkan jika menggunakan flash external dengan GN yang lebih besar, maka jarak pemotretan boleh lebih jauh.
Berikut ini beberapa hasil negatif foto dari teknik diatas. Pemotretan dilakukan di Katumiri, Bandung sekitar jam 11 siang. Kamera yang digunakan adalah Canon PS A620 dengan mode manual, output flash=full.
Model : Jani dan Lina.



F/8 1/400 ISO 100
F/8 1/400 ISO 100
F/8 1/400 ISO 100
Slow Speed Photography merupakan teknik fotografi yang memanfaatkan kemampuan kamera yang mampu merekam cahaya dalam waktu yang lama. Berbeda dengan teknik jepretan biasa. disini kamera akan “menyedot” cahaya secara terus menerus dalam waktu tertentu. Karena itulah cahaya yang terkesan biasa menjadi luar biasa disini. Lampu jalan akan terkesan membintang, lampu mobil akan menjadi seperti laser, dan air mengalir akan menjadi seperti salju.
Untuk bisa menghasilkan foto tersebut, tentu kita juga butuh persiapan. Pertama, siapkan kamera dalam keadaan yang terbaik. Selalu cek baterai, memory, lensa, filter dll dalam keadaan siap tempur. Jangan sampai di tkp terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang membuat hasil jepretan kurang maksimal. Kedua, bawa tripod. Sebenarnya, jika tidak ada tripod pun tidak masalah. Yang penting ada sesuatu benda yang bisa menahan kamera stabil tanpa goyang dalam waktu yang tertentu. Seperti yang sudah ditulis di atas, teknik ini membutuhkan waktu yang lama untuk pengambilan gambar. Memotret dengan menggunakan tanga saja tentu akan sulit mengingat susahnya menahan kamera dalam waktu yang lama. Ketiga, carilah lokasi yang menurut anda menarik untuk bermain cahaya. Disini, tempat yang dimaksud tidak haruslah yang benar-benar wah dan susah dijangkau. Lokasi yang menarik bisa saja di pinggir jalan, di atas jembatan penyebrangan dll.
Setelah melakukan persiapan, maka berikut akan saya paparkan teknik memotret Slow Speed berdasarkan berbagai referensi dan pengalaman :
1. ISO/ASA rendah, disini saya ambil nilai 100
2. Aperture atau diafragma kecil, disini saya ambil nilai diatas f/13
3. Shutter Speed yang lama, disini saya ambil nilainya diatas 10 detik
Berikut saya tampilkan juga hasil karya berdasarkan penjelasan di atas
13550301012050097718
| Indahnya Pantai Ancol Malam Hari |
13550308581782020055
|Cahaya Pinggir Jalan|
Intinya, memotret slow speed memerlukan komposisi long exposure ditambah kondisi kamera yang stabil. Sedikit goyangan saja akan mempengaruhi hasil. Misalnya, cahaya bisa saja bengkok atau akan menghasilkan saya bayangan blur yang tentunya membuat hasil menjadi tidak memuaskan.

Selasa, 16 April 2013

Pengaturan Kamera Ketika Memotret Indoor

Pengaturan untuk Fotografi Indoor

Gunakan pengaturan kamera pada mode Manual. Pengaturan ini memungkinkan kalian untuk mendapatkan kendali penuh terhadap setting kamera digital kalian.

  • Atur Aperture semaksimal mungkin contoh : f/4.0 atau f/2.8.
  • Atur Shutter Speed pada 1/60, karena akan sulit memotret hanya menggunakan tangan pada kecepatan dibawah 1/60 detik. Sebagai acuan, jangan pernah memotret dengan shutter speed dibawah ukuran Focal Length yang kalian gunakan saat memotret  dengan hanya menggunakan tangan. Contoh: jangan pernah memotret dengan Shutter Speed dibawah 1/50, jika menggunakan lensa prime 50mm dan memotret hanya dengan menggunakan tangan (tanpa tripod).
  • Sobat akan membutuhkan Flash External, jika memungkinkan pantulkan cahaya flash tersebut ke langit-langit ruangan agar cahaya bisa lebih merata.
  • Lakukan uji coba dengan memotret beberapa kali serta melihat bagaimana hasilnya.
  • Jika hasil foto kurang terang atau underexposure, cobalah menaikkan ISO (dari 200 ke 400) sampai kalian mendapatkan hasil yang kalian inginkan.
Tips memotret diatas akan menghasilkan pencahayaan yang bagus pada portrait, dengan cahaya ruangan yang tertangkap pada background. Foto tradisional yang hanya mengandalkan flash yang menghantam subyek akan menghasilkan foto dengan obyek yang over dan background gelap.
Fotografi adalah tentang cahaya, kenali karakter cahaya untuk menghasilkan foto-foto yang berkualiatas, Studiostar7 merupakan toko online yang menyediakan paket perangkat mini studio fotografi, seperti flash external, softbox, lightstand, wireless trigger dan lain-lain.

Tips Foto: Light Painting Alias Melukis Dengan Cahaya

Pernah mencoba memotret dengan teknik light painting? kalau belum anda harus mencobanya. Memotret dengan teknik light painting adalah hal yang sangat mengasyikkan dan salah satu penggunaan kreatif shutter speed. Dalam fotografi light painting, kita membuka shutter dalam waktu yang cukup lama (long exposure), memotret dalam kegelapan dan mengarahkan sumber cahaya terarah (misal lampu senter) pada beberapa titik obyek foto dalam rentang sepanjang shutter terbuka.
Hyperjump
Teknik foto light painting atau light graffiti tidak membutuhkan banyak biaya, hal utama yang membedakan foto light painting bagus dan yang biasa-biasa saja adalah kreatifitas dan kemauan kita untuk mencoba. Dengan teknik ini, kita menggunakan sumber cahaya sebagai kuas layaknya lukisan.

Tujuan utama teknik foto “melukis dengan cahaya” adalah kita menerangi beberapa area atau titik pada obyek sehingga hanya hanya daerah yang diterangi tersebut yang terekam di foto. Penggunaan kreatif lain adalah untuk membentuk pola cahaya yang unik. Semua tergantung visi anda.

Apa Saja Yang Dibutuhkan?

Beberapa peralatan yang dibutuhkan untuk mencoba teknik ligh painting:
  1. Sebuah kamera dengan kontrol manual, terutama yang dilengkpai dengan mode bulb. Ini diperlukan karena waktu exposure bisa diatas 30 detik. Sebagai contoh, foto mobil diatas dihasilkan dengan 113 detik
  2. Sebuah tripod
  3. Sumber cahaya: lampu senter, flash eksternal, lampu belajar, obor elektrik, lilin dll sesuai selera. Makin beragam sumber cahaya serta pilihan warnanya makin banyak opsi kreatif kita.
  4. Shutter release, atau jika tidak teman yang rela memencet tombol shutter
Fire

Foto Light Painting: Uji Coba Pertama

Foto light painting bisa dicapai dengan banyak cara, namun kalau anda baru pertama kali mencoba berikut beberapa langkah awal yang bisa diikuti:
  1. Cari tempat yang gelap. Anda bisa mencobanya dikamar dengan lampu dimatikan. Jika anda mencobanya di luar ruangan, usahakan tidak ada sumber cahaya lain yang masuk ke foto (memang tdak harus tapi untuk awal agar lebih mudah)
  2. Tentukan obyek foto yang akan anda sinari, lalu tentukan bagaimana anda akan menyinarinya
  3. Alternatif lain adalah memotret pola sumber cahaya: anda bisa menggunakan lampu senter untuk menulis kata atau meniru bentuk tertentu
  4. Set kamera di posisi bulb mode, artikel ini membahas mode bulb secara tuntas
  5. Gunakan aperture yang moderat. Antara f/4 sampai F/8 adalah pilihan awal yang bagus
  6. Gunakan kabel release shutter lalu kunci di posisi lock, kalau anda tidak memiliki kabel release cari teman yang mau memencetkan tombol shutter sesuai waktu exposure yang dibutuhkan
  7. Sekarang mulailah gunakan sumber cahaya untuk menerangi beberapa titik/area obyek foto atau mulailah membuat bentuk sesuai keinginan anda tadi
  8. Usahakan anda tidak berdiri antara sumber cahaya dan lensa, kalau cahaya dari lampu ke lensa terhalang oleh badan anda maka hasil foto akan tampak ada siluetnya
  9. Usahakan lama penyinaran antara satu titik ke titik lain sama waktunya agar hasil foto tampak lebih halus
  10. Setelah selesai ‘melukis”, lepaskan tombol shutter (atau kabel release)
  11. Lihat hasil akhir foto, kalau anda belum puas dengan foto akhir, ulangi lagi. Kadang diperlukan beberapa kali usaha untuk menentukan waktu exposure yang bagus sesuai dengan kekuatan sumber cahaya anda
The Hollow Line - Light Graffiti
F/4, 240 detik, bulb. perhatikan bahwa kedua model diatas harus berpindah dari satu titik ke titik lain

Eksperimen Adalah Kunci

Agak susah untuk mengetahui waktu exposure yang pas di mode bulb hanya dengan sekali percobaan, maka jika foto pertama terlihat jelek ulangi lagi dan sesuaikan waktu. Anda bisa menggunakan timer untuk menentukan waktu bulb yang paling pas. Jangan lupa juga cobalah sumber cahaya yang bervariasi. Cobalah beberapa warna sumber cahaya: merah, biru, kuning dll. Cobalah variasikan obyek foto.

Senin, 15 April 2013

5 Tips Memotret Teknik “High Speed”



high speed
   Gunakan kecepatan rana. hal ini adalah sesuatu yang cukup umum digunakan, tetapi lebih kecepat lecepatan rana smakin besar kemungkinan bahwa anda akan menyingkirkan semua gambar blur. Anda mungkin harus meningkatkan ISO anda untuk memungkinkan pengunaan kecepatan rana ini dalam situasi gelap. Disarankan setidaknya 1/250 dari kedua untuk gambar tetesan air.
Gunakan Flash. Cahaya tambahan dari flash akan memungkinkan pengunaan kecepatan rana yang lebih tinggi. Mencoba bereksperimen dengan lampu kilat kamera off, atau flash bounching untuk pencahayaan alami lebih. Setup watt tinggi pencahayaan dapat sangat membantu jika anda bekerja dalam lingkungan terkendali. Pada dasarnya cahaya lebih banyak ke subjek anda, semakin baik.
Gunakan mode eksposur manual. Untuk memotret seperti tetesan air , tembakan , ataupun ledakan, anda perlu mengontrol kecepatan rana, depth of field dan flash secara independen. Dengan mengukanan aperture seperti f/22, anda dapat mengunakan depth of field yang yang di perlukan untuk seluruh tetesan air berada dalam fokus. Anda perlu mengatur kecepatan rana secara manual untuk sesuatu yang sangat cepat, dan anda perlu juga mengatur seperti output pencahayaan untuk mencocokan parameter lain.
Sesuaikan pengaturan fokus anda. Mendapatkan fokus yang tepat dalam gambar adalah hal yang paling sulit. Menggkanan aperture kecil membantu dengan meningkatkan depth of field. Meka dengan mengunci bidikan dengan auto focus, hal itu merupakan cara cepat memudahkan kita memotret dengan baik.
Ambil banyak jepretan. Sayangnya ini adalah jenis tehnik fotografi yang menuntut banyak trial dan error. Membekukan waktu agar obyek terlihat diam saat bergerak dengan sempurna sangat sulit. Sesuainkan area fokus anda depth of field, dan kecepatan rana untuk melihat apa yang terbaik untuk hasil anda nantinya.

TIPS PHOTOGRAPHY MEMOTRET OBJEK LANGIT BIRU



TIPS PHOTOGRAPHY MEMOTRET OBJEK LANGIT BIRU
Saat melakukan pemotretan outdoor, kadang kita tergiur untuk memotret orang/objek dengan background langit biru (cerah). Biasanya kondisi ini dapat diperoleh pada siang hari (diatas jam 10). Akan tetapi, biasanya hasil yang diinginkan tidak sesuai harapan, misalnya objek dalam foto tersebut menjadi siluet atau background langitnya menjadi putih (over).
Hal ini terjadi karena lightmeter kita tertipu oleh kondisi pencahayaan yang sulit, yakni latar belakang terlalu terang (langit biru yang cerah) sedangkan objek lebih gelap dari background langit. Sehingga ketika kita melakukan metering ke langit objek tadi menjadi siluet, sedangkan bila kita melakukan metering ke objek, langit menjadi putih.
Kondisi tersebut dapat diatasi dengan penggunaan lampu flash. Tujuannya agar objek dan background terlihat jelas (tidak over ataupun siluet). Berikut ini langkah-langkah pemotretannya :
1. Aturlah angle dan komposisi foto yang akan dibuat.
2. Gunakan mode manual pada kamera.
3. Aktifkan lampu flash
4. Aturlah shuter speed yang aman agar kamera stabil (tidak goyang), biasanya saya mengatur shuter speed, 1/ISO atau 1/focal length lensa.
5. Lakukan metering ke langit, kemudian atur aperture sehingga indicator lightmeter kamera menunjukan exprosure yang under (bisa ½ ,1, atau malah 2 stop), biasanya dengan cara mengecilkan aperture, lalu atur focus.
6. Terakhir, pencet shuter kamera anda.
Teknik diatas terkadang memunculkan error berupa obyek yang difoto sedikit over. Hal ini bisa diatasi dengan mengecilkan aperture kamera dan menurunkan intensitas lampu flash. Jarak pemotretan dengan objek juga perlu diperhatikan dalam teknik ini. Jika menggunakan flash internal (GN 12-15), maka jarak pemotretan antara kamera dan obyek tidak boleh terlalu jauh (1-2 meter), sedangkan jika menggunakan flash external dengan GN yang lebih besar, maka jarak pemotretan boleh lebih jauh.
Berikut ini beberapa hasil negatif foto dari teknik diatas. Pemotretan dilakukan di Katumiri, Bandung sekitar jam 11 siang. Kamera yang digunakan adalah Canon PS A620 dengan mode manual, output flash=full.

“Slow Speed Photography”

Slow Speed Photography merupakan teknik fotografi yang memanfaatkan kemampuan kamera yang mampu merekam cahaya dalam waktu yang lama. Berbeda dengan teknik jepretan biasa. disini kamera akan “menyedot” cahaya secara terus menerus dalam waktu tertentu. Karena itulah cahaya yang terkesan biasa menjadi luar biasa disini. Lampu jalan akan terkesan membintang, lampu mobil akan menjadi seperti laser, dan air mengalir akan menjadi seperti salju.
Untuk bisa menghasilkan foto tersebut, tentu kita juga butuh persiapan. Pertama, siapkan kamera dalam keadaan yang terbaik. Selalu cek baterai, memory, lensa, filter dll dalam keadaan siap tempur. Jangan sampai di tkp terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang membuat hasil jepretan kurang maksimal. Kedua, bawa tripod. Sebenarnya, jika tidak ada tripod pun tidak masalah. Yang penting ada sesuatu benda yang bisa menahan kamera stabil tanpa goyang dalam waktu yang tertentu. Seperti yang sudah ditulis di atas, teknik ini membutuhkan waktu yang lama untuk pengambilan gambar. Memotret dengan menggunakan tanga saja tentu akan sulit mengingat susahnya menahan kamera dalam waktu yang lama. Ketiga, carilah lokasi yang menurut anda menarik untuk bermain cahaya. Disini, tempat yang dimaksud tidak haruslah yang benar-benar wah dan susah dijangkau. Lokasi yang menarik bisa saja di pinggir jalan, di atas jembatan penyebrangan dll.
Setelah melakukan persiapan, maka berikut akan saya paparkan teknik memotret Slow Speed berdasarkan berbagai referensi dan pengalaman :
1. ISO/ASA rendah, disini saya ambil nilai 100
2. Aperture atau diafragma kecil, disini saya ambil nilai diatas f/13
3. Shutter Speed yang lama, disini saya ambil nilainya diatas 10 detik
Berikut saya tampilkan juga hasil karya berdasarkan penjelasan di atas
13550301012050097718
| Indahnya Pantai Ancol Malam Hari |
13550308581782020055
|Cahaya Pinggir Jalan|
Intinya, memotret slow speed memerlukan komposisi long exposure ditambah kondisi kamera yang stabil. Sedikit goyangan saja akan mempengaruhi hasil. Misalnya, cahaya bisa saja bengkok atau akan menghasilkan saya bayangan blur yang tentunya membuat hasil menjadi tidak memuaskan.

Levitasi, Inilah Tips Memotret Manusia Melayang!

Fotografi dengan gaya levitasi (melayang) belakangan kerap digandrungi oleh penikmat fotografi. Hasil gambarnya yang unik serta tidak biasa, menjadi alasan mengapa fotografi gaya levitasi begitu diminati...
Membuat foto levitasi tanpa editing/ Foto: IstimewaMembuat foto levitasi tanpa editing/ Foto: IstimewaBagi Anda yang belum mengetahui apa itu fotografi levitasi, penjelasan singkatnya seperti ini, fotografi levitasi adalah sebuah trik dimana si fotografer dapat mengabadikan objek gambar dimana si objek atau model terlihat melayang tanpa alat bantu apapun.
Pada dasarnya, foto levitasi bisa dihasilkan melalui dua cara, yakni melalui olah digital atau secara manual (tanpa editing). Nah, bagi Anda yang ingin mencoba fotografi levitasi, berikut adalah beberapa tips untuk memotret foto levitasi secara manual.
Tips untuk model
Memotret levitasi, seperti melayang/ Foto: IstimewaMemotret levitasi, seperti melayang/ Foto: IstimewaBagi model yang ingin mengambil pose menuju ke suatu arah, biasanya menekuk kedua kakinya ke belakang (sekitar 45 derajat) sesaat setelah melompat(air time) hal ini biasanya dilakukan guna membuat kesan si model sedang berjalan. Nah, bagi model yang sedang berlevitasi di tempat, biasanya berpose dengan kaki lurus ke bawah.
Gunakanlah berbagai aksesoris, guna memperkuat tema yang ingin diangkat, seperti payung, buku, sapu atau pun vacum cleaner.
Fotografi levitasi berbeda dengan jump shot yang hanya sekedar memperlihatkan model yang melompat. Levitasi harus memperlihatkan model yang seakan melayang alami dengan ekspresi tanpa beban. Berekspresilah sewajarnya sesuai dengan kegiatan yang sedang dilakukan. Lebih bagus jika model tidak melihat ke kamera (kesan candid).
Gunakan peniti, pin, sabuk, double tape atau alat penjepit baju lain supaya baju tak tampak menggembung atau tersingkap saat model melompat, untuk mendapatkan kesan levitasi yang sempurna.
Juga, bisa menggunakan hair spray/gel agar saat melompat, rambut tidak terlihat berantakan. Bisa juga rambut diikat, memakai bando, atau topi. Foto levitasi yang sempurna harus memperlihatkan rambut yang tetap rapi.
Stay safe! Jangan memaksakan diri melompat jika sudah lelah dan cari lokasi yang aman buat melompat.
Tips untuk fotografer
Hasil foto terlihat unik dan mengagumkan/ Foto: IstimewaHasil foto terlihat unik dan mengagumkan/ Foto: IstimewaFoto levitasi tanpa editing dapat dilakukan dengan kamera profesional (DSLR) maupun kamera saku (camera pocket).
Foto levitasi dengan kamera DSLR, bisa memanfaatkan Burst Mode (Continuous Shooting). Dengan sekali menekan tombol shutter, langsung menghasilkan beberapa jepretan sekaligus. Foto-foto hasil jepretan dengan Burst Mode dari kamera DSLR dapat dipilih mana yang paling pas mendapatkan momen 'melayang'.
Pastikan cahaya (matahari) cukup, agar bayangan terbentuk sehingga efek model sedang melayang lebih terlihat.
Gunakan low angle, agar model terlihat tinggi melayang.
Gunakan shutter speed tinggi untuk menangkap model yang melayang dengan lebih fokus (frozen moment). Cahaya yang cukup sangat berperan untuk mendapatkan shutter speed tinggi. Shutter speed di atas 1/500 lebih baik.
Untuk kamera saku (pocket camera) bisa memanfaatkan Sport Mode untuk mendapatkan shutter speed tinggi. Sementara, untuk kamera ponsel karena tidak ada setting untuk shutter speed, sebaiknya melakukan foto levitasi outdoor dan memanfaatkan cahaya matahari langsung agar mendapatkan high shutter speed. (Sbh)

Kamis, 11 April 2013

Street Photography

Street Photography merupakan aliran dari fotografi, yg lebih mengutamakan subject (point of interest) di ruang publik (tempat umum). Ruang publik yang dimaksud di sini tidak terlepas dari “Jalanan” saja, tetapi dalam artian yg lebih luas, misalkan di cafe, mall, pasar, taman, dan sebagainya. Point of interest (subject) yg dimaksud di ruang publik tidak terlepas dari orang saja, melainkan hal-hal lain yg kerap berada di ruang publik, seperti peristiwa, benda-benda (element), cuaca, bayangan, dan sebagainya.
Street Photography bisa sebagai foto dokumentasi, foto seri, ataupun foto tunggal. Kalau berbicara sejarah, mungkin sulit kapan Street Photography di temukan, tetapi Street Photography mulai populer ketika kamera dengan film 35mm ditemukan (kira-kira pada tahun 1930-an), kamera yg kecil, ringan, cepat, dan mudah dibawa kemana-mana. Sejak itulah Street Photography mulai berkembang dan populer.
Salah satu fotografer yg mempunyai peranan penting dalam perkembangan Street Photography adalah Henri Cartier Bresson, seorang master of photographer dari Perancis. Beliau terkenal dengan karya-karya documentar-nya, liputan kehidupan nyata, foto-foto yg kental dengan decisive moment (Kejadian yg kebetulan) dan sebagainya.

3. Apa perbedaan Street Photography dengan fotografi umumnya?

Beberapa kriteria Street Photography:
  1. Foto di ruang publik (tempat umum)
  2. Keadaan/kejadian yang tidak dibuat-buat, melainkan spontanitas, tetapi bisa jadi kedaan yang di harapkan, ataupun keadaan/kejadian yang kebetulan (decisive moment).
  3. Tema yang dibahas merupakan kehidupan sehari-hari yang terjadi di ruang publik, apakah itu perilaku orang, lingkungan, keadaan, cuaca, dan lain sebagainya.
  4. Membuat rangkaian cerita dari aktifitas sehari-hari atau membuat cerita dengan memanfaatkan aktifitas sehari-hari, seperti foto seri, foto liputan (dokumentasi).
  5. Orang yang dipotret tidak ditampilkan sebagai seorang individu, melainkan sebagai tokoh anonim dari situasi “jalanan” secara umumnya.
Mengenal Street Photography dengan Setia Nugraha

4. Ada saran bagi mereka yang tertarik mendalami Street Photography?

  1. Menguasai teknik dasar fotografi, seperti teknis komposisi, angle, dan penguasaan alat.
  2. Perhatikan keadaan sekitarnya, hal-hal yang sering kita lewati/lakukan berulang-ulang akan menjadi menarik ketika kita mencoba melihat dengan berbagai sudut pandang.
  3. Interaksi sosial dengan lingkungan sekitar kita, perhatikan privasi orang lain. Untuk yg di luar negeri misalkan, pelajarin perilaku orang-orang di sekitar kita untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan, beda negara beda budaya tentunya.
  4. Pelajari arah matahari,… ada kalanya pada jam-jam tertentu, bayangan yang dihasilkan akan menarik dan manfaatkan matahari juga, adakalanya flare yang dihasilkan akan memberikan efek yang lain.
  5. Photo hunting tidak hanya pada cuaca cerah, photo hunting di cuaca yang jelek akan menghasilkan foto yang berbeda (foto dengan mood yang berbeda).
  6. Pergilah hunting di saat suasana hati kita berbeda-beda.
  7. Sabar menunggu moment.
  8. Perhatikan element jalanan di sekitar kita, misalkan: papan iklan, bayangan, sepeda, arsitektur bangunan, dll.
  9. Mencobalah untuk bereksperimen dengan melanggar peraturan fotografi, misalkan foto-foto yang blur, foto dead centre, dll.

Membuat Ray of Light – ROL dengan Photoshop

Membuat Ray of Light.

ROL adalah efek dari cahaya yang tertangkap oleh kamera. Terkadang sulit membuat ROL asli karena membutuhkan moment dan situasi tertentu agar ROL dapat difoto dengan baik. Dengan menggunakan photoshop ROL dapat dibuat dengan trik sebagai berikut :
1. Mempersiapkan Foto
Persiapkanlah sebuah foto untuk digunakan untuk menambah efek ROL. Foto sebaiknya memang sudah ada sumber cahaya seperti matahari atau lampu sehingga nanti hasilnya terkesan natural.
 Membuat Ray of Light
2. Menggandakan Layer Background
Gandakan layer tersebut dengan menekan (Ctrl-J) pada keyboard
3. Memberikan Treshold
Pada jendela utama, pilih menu Image>Adjustment>Treshold…
 
4. Mengatur Intensitas
Pada boks dialog Treshold, geser slider untuk mengatur intensitasnya. Ketikkan angka 100 dan klik OK
5. Mengganti Blending Mode
Ubah blending mode layer tersebut menjadi screen
 
6. Efek Radial Blur
Masih pada layer yang sama, klik jendela utama Filter> Blur> Radial Blur.
Muncul Kotak dialog boks Radial Blur kemudian di bagian amount, Anda geser slider atau ketikkan angka 100. Dibagian blur method pilih zoom, di bagian quality pilih best.  Aturlah posisi blur sesuai dengan arah cahaya pada foto.  Klik bagian blur center untuk mengubah posisinya.
 7. Menggeser Foto
Cahaya buatan telah selesai. Jika cahaya masih kurang tepat, anda bisa langsung menggeser foto pada layer tadi dengan menggunakna move tool atau menekan tombol V pada keyboard, maka mose pointer akan berubah menjadi move tool secara otomatis
8. Membuat Mask
Tambahkan layer mask pada layer yang berisi cahaya buatan tadi.  Klik icon add layer mask pada layers palette.
 
9. Brush Tool
Ini adalah bagian paling penting. Untuk melakukan masking cahaya buatan, gunakan brush tool.  Pastikan foreground color pada pilihan warna pada bagian hitam. Anda bisa menekan tombol “X”. Mainkan ukuran dan opacity brush anda untuk membuat masking cahaya sehingga terlihat lebih realistis, anda bisa menggunakan shortcut pada keyboard apabila anda ingin merubah ukuran brush secara cepat denagn menekan tombol [ dan ], sedangkan untuk mengubah opacity, tekan angka 1 untuk 10% hingga 9 untuk 90% dan angka 0 untuk 100%. Kemudian brush pada bagian-bagian yang ingin Anda hilangkan.
10. Mengatur Curves
Klik icon create new fill layer adjustmen layer.curves.., lalu aturlah curves untuk memperkuat ray of light pada foto
 
Hasil akhir :

Demikian Membuat Ray of Light – ROL dengan Photoshop

Menggambar dengan Cahaya - Light Graffiti


Light Graffiti atau juga disebut Light Painting, merupakan suatu teknik dalam fotografi yang eksposurnya biasa dibuat di malam hari maupun di tempat gelap dengan cara menggerak-gerakan sumber cahaya yang bisa digenggam. Dengan sumber cahaya tersebut kita bisa membuat berbagai macam bentuk atau tulisan yang kita inginkan. Sumber-sumber cahaya tersebut berfungsi seperti "Brush" dalam program Graphic-Editing Program seperti Photoshop, Paint, GIMP dan yang sejenisnya. 

 
Kamera yang digunakan dalam Light Graffiti biasa menggunakan kamera DSLR (Digital Single-Lens Reflex), Karena kamera pocket tidak memiliki opsi untuk men-setting kecepatan rana dan besar bukaan.
Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh Man Ray, dalam karyanya yang berjudul Space Writing, 1935 
Kamera DSLR biasanya ditaruh di tempat yang solid, tidak bergoyang, atau menggunakan tripod. Light Graffiti biasanya selalu dilakukan di tempat gelap, atau malam hari. Kemudian Kecepatan Rana kamera di set untuk waktu tertentu yang cukup panjang.. biasanya lebih dari 10 detik (tergantung selama apa kita menggambar), atau dalam mode BULB, yaitu Shutter akan tetap terbuka selama Shutter button ditekan (biasanya untuk Light Graffiti yang membutuhkan waktu lama untuk menggambarnya). Besar bukaan diatur sesuai keinginan, Bukaan kecil seperti f18 dan f22 akan membuat cahaya lebih detail, dan memberikan depth of field. Sedangkan besar bukaan besar sepert f4.5 dan f2.8 akan membuat garis-garis cahaya lebih blur. ISO kamera juga diset serendah mungkin biasanya menggunakan ISO 100, namun bisa diatur sesukanya, asal tidak menggunakan ISO yang terlalu tinggi.
Kemudian setelah semua telat terset. Shutter button ditekan, dan sensor kamera akan mulai menerima cahaya, dan shutter akan terus terbuka agar sensor terus menerima cahaya, selama Kecepatan rana yang telah disetting. Selama shutter terbuka kita, menggambar menggunakan sumber cahaya, biasa digunakan LED, karena bentuknya yang kecil dan warna-warna LED yang beragam. Lampu LED digerak-gerakan untuk membentuk tulisan/gambar yang kita inginkan. Kita dapat terus menggambar selama Shutter masih terbuka.
Saat menggambar dengan sumber cahaya kita tidak usah takut badan kita terlihat, asalkan saat shutter button kita tekan untun memotret kita tidak berada dalam gambar. Selama kita menggambar di daerah yang di potret oleh kamera kita, kita tidak akan terlihat, kecuali kita berdiam diri cukup lama, jadi teruslah bergerak.

Light Graffiti merupakan sebuah teknik yang cukup menyenangkan untuk dicoba pada kamera DSLR kita. Kita bisa mengkreasikan bahan-bahan yang kita gunakan, tidak harus menggunakan LED, berbagai benda yang bisa menghasilkan cahaya juga bisa digunakan. Selain LED kita dapat menggunakan senter dan Glow stick.

Dalam mencoba Light Graffiti tidak usah takut salah, intinya hanya terus mencoba dan teruslah berkreasi. Karena dalam light graffiti kalian bisa membuat bentuk-bentuk apapun yang diinginkan. Dari membuat coret-coretan pada foto, menambahkan elemen-elemen unik dan lucu pada foto, sampai menggunakan light graffiti itu sendiri sebagai objek utama foto.
Saya sendiri pernah mencoba membuat light graffiti, namun sayangnya saya tidak memiliki lampu LED, karena entah hilang kemana. Jadi saya hanya menggunakan sebuah senter baterai AA saja. untuk membuat sebuah tulisan. Untuk pencoba pertama kali seperti saya, percobaan pertama gagal, karena saya menggerakan senter terlalu cepat. sehingga cahaya tidak tertangkap sensor, hanya sedikit residu-residu saja yang tertangkap. Percobaan ke-dua kali ini garis-garis cahaya berhasil terbuat, sayangnya tulisan yang saya buat kurang rapi, karena kita diharuskan menulis / menggambar terbalik.
Saya sendir pernah mencoba menggunakan Yo-Yo saya yang memiliki Lampu Led yang berwarna-warni yang akan menyala saat berputar. Walaupun hasilnya warna kurang terang dan nge-jreng, karena Yo-Yo yang saya miliki sudah cukup tua dan tidak pernah dilumasi,  sehingga teknik Sleeper saya di Yo-Yo tidak bertahan lama. Teman-teman yang tertarik dan memilki kamera DSLR/Pocket kamera yang bisa disetting Shutter Speed dan Aperturenya bisa mencobanya.
Karena Light Graffiti cukup menyenangkan untuk dibuat.

Lightning dalam photography

.

Pengenalan Dasar Pencahayaan
Tanpa Cahaya, Fotografi tidak akan berkesan, karena dalam fotografi unsur yang sangat penting adalahcahaya yang dapat menciptakan sebuah gambar, image atau foto. Fotografi sendiri berarti menggambar dengan cahaya. Kita dapat melihat objek, memfokuskan lensa kamera dan menekan rana merekam gambar (shutter) kedalam film semata-mata karena adanya cahaya. Cahaya memberikan informasi tentang struktur bentuk object yang akan difoto. Apa yang kita lihat pada benda adalah akibat dari pantulan cahaya ke benda tersebut yang kita tangkap dengan mata.

Pencahayaan yang diatur dengan baik akan mampu memperlihatkan hasil yang berbentuk 2 dimensi (foto) menjadi seakan 3 dimensi. Cahaya dapat menambahkan mood dalam sebuah karya foto. Kemampuan seorang fotografer dalam mengatur dan menghitung pencahayaan akan menentukan kualitas gambar yang dihasilkan.

I. Studio Foto.
Pada umumnya studio terbagi dalam beberapa jenis menurut kegunaan dan kategorinya.
- stiil life photo studio
- potrait studio
- food photo studio dll.

Fungsi utama dari studio adalah untuk memberikan kemudahan dalam pengaturan cahaya serta objek. Satu-satunya cara adalah memisahkan subject ke dalam ruang dengan penggunaan cahaya yang dapat dikontrol sesuai dengan kemauan kita.

Sumber Pencahayaan Dalam Studio
Sumber pencahayaan dalam studio ada 3 macam.
a. Sinar matahari yang masuk melalui jendela (window lightning). Kekurangan dari hal ini adalah kita harus menghindari sinar langsung ke object dikarenakan susah sekali mengontrol kontrasnya.
b. Lampu Tungsten / Fotoflood
Lampu tipe ini biasanya kita sebut dengan Continous Lightning. Keuntungannya kita akan lebih mudah pengaturannya, apa yang kita lihat akan terlihat sama di foto. Kerugiannya adalah silau, panas, dan berkecepatan lambat.
c.Flash
Berbagai macam jenis flash dapat membantu dalam pemotretan. Bentuk Flash sendiri beraneka ragam.
- Camera Flash
Built-in flash (biasa yg terdapat/dapat ditaruh di kamera pada hotshoe dan/atau pada bracket seperti Metz CT series dll yg dapat dihubungkan dengan kabel syncro ke terminal x sync kamera.
- Monoflash (monoblock/monolight)
Jenis lampu ini adalah jenis yang paling digunakan dimana instrumen penggunaanya berada dalam satu body dan pemakaiannya hanya di pasang ke stop kontak, biasanya jenis ini dilengkapi dengan built in slave yaitu mata yang menangkap sinar flash dari lampu lain sehingga menyalakan flashnya.
- Flashhead with Powerpack / Generator
Alternatif lain dari monoblock adalah powerpack.

Lampu jenis ini terdiri dari 2 bagian :
* Flash Head sebagai sumber cahaya
* Powerpack/Generator sebagai sumber daya.

Bentuknya lebih kecil dari monoblock menjadikan lampu ini lebih fleksibel serta mudah dalam pengaturannya karena instrumen pengaturan tidak terletak pada flash head melaikan sumber dayanya yg dapat diletakkan dekat dengan fotografer.
Satu Powerpack dapat menyediakan daya untuk 2-4 flash head, tergantung pada jenis dan besar daya yg dimiliki yaitu Joule atau Watt per second.
Monoblock dan Flash Head ini mempunyai kelebihan dibandingkan saudara kecilnya Elektronik Flash yaitu memiliki apa yang disebut dengan modelling light atau lampu penuntun yang berfungsi menuntun kita untuk dapat mengatur arah lampu dengan sebaik-baiknya.

Jenis flash lain:

- Light Brush (powerpack dengan ujung yg dapat diganti sehingga menghasilkan cahaya yang kecil dan digunakannya seperti kita menggunakan alat cat airbrush
- Ring Flash (ditaruh seperti filter di depan lensa, efeknya bila diatur sedemikian rupa dapat memberi bayangan tipis disekeliling objek. Biasanya digunakan dalam mikro fotografi)
- Linear Flashtube (flashtube yang berbentuk macam neon, panjang, sering digunakan untuk mencahayai background).
II Pencahayaan Di Studio

Standard pencahayaan dalam studio yang umum dipakai saat ini adalah elektronik flash menggantikan lampu continous atau tungsten lightning.
Keuntungan yang didapat dari Elektronik Flash adalah:
*Dingin, tidak mengeluarkan panas dan cahaya silau secara terus menerus yang mengganggu.
*Kecepatan tinggi sekitar 1/100 - 1/500 second sehingga kita dapat membekukan gerak.

Hal diatas menggantikan kerugian lampu tungsten, tetapi lampu tungsten jg memiliki kelebihan khusus:
*dapat merekam motion blur/streak photography yang dapat digabungkan dengan flash untuk mendapatkan gambar yang tajam diakhir blur akibat gerakan tersebut.
*mengumpulkan quantitas jumlah cahaya yang ideal untuk mendapatkan DOF yg ideal pada pemotretan spt Industrial Photography.

Elektronik Flash dapat melakukan hal yang sama spt multiple flashes dengan catatan.
1 x flash = normal exposure contoh f/number4
2 x flashes = +1 stop f/5.6
3 x flashes = +1.5 stop f/6.7
4 x flashes = +2 stop f/8
dan seterusnya...
tetapi tetap saja akan mudah bila menggunakan tungsten, tinggal menggunakan fasilitas AV, atur diafragma sesuai yg diinginkan dan speed akan otomatis menyesuaikan.

Berdasarkan sifat dasar cahaya, sumber cahaya studio seperti sinar mentari, tungsten dan flash dapat kita:
1. Lembutkan atau disaring agar sumber cahaya jadi lebih lembut atau lebar.
contohnya adalah softbox. Softbox sendiri ada 4 jenis.
*Striplight (dengan ukuran perbandingan panjang x lebar antara 3 : 15 dengan fungsi untuk peroleh refleksi garis yang sempit tetapi memanjang pada pemotretan benda2 yang mengkilat.
*Retangle lite (persegi panjang)
*Bujur sangkar
*Oktalite
2.Konsentrasikan agar sumber cahaya dapat bertambah intensitas, kontras, mudah diarahkan dan tajam.
3.Pantulkan keberbagai bidang yang memantul, ini adalah alternatif lain untuk mendapatkan cahaya yang lebih besar dan lembut tetapi dengan intensitas kekuatan yang lebih kecil dibandingkan disaring. Dapat menggunakan Styrofoam, payung pantul dengan macam warna dasar, bahan yang dibuat khusus untuk reflektor seperti Photoflex Lite Disc.
Untuk menambahkan atau kurangi Intensitas cahaya ada 3 cara :
*Menaikan atau turunkan kekuatan output power dari sumber cahaya.
*Menggeser, mendekatkan atau menjauhkan sumber cahaya dgn objek.
*Menambahkan lensa pada sumber cahaya untuk fokuskan kekuatan cahaya (optical snoot) atau filter/gen ND (netral Density) peredam sinar didepan sumber cahaya.

Teknik Pencahayaan dalam Fotografi



    Sebelumnya pernah dibahas tentang cahaya buatan (articial lighting). Kali ini akan dibahas beberapa teknik lighting yang umum digunakan. Mengacu pada pemahaman fotografi sendiri yang berarti ‘melukis dengan cahaya’ maka tanpa adanya suatu cahaya tidak akan karya fotografi. Permainan cahaya dan teknik pencahayaan yang benar akan menghasilkan karya foto yang bagus. Ada beberapa istilah dan teknik pencahayaan dalam fotografi.
  1. Hi Key
  2. Low Key
  3. Candle Light
  4. Split
  5. Horror
  6. Butterfly
  7. Rembrandt

High Key Lighting
High Key Lighting
High Key Lighting
Teknik pencahayaan yang menghasilkan warna sangat kontras yang di dominasi oleh warna terang, biasanya warna putih. Kesan yang dihasilkan adalah bersih, putih, suci, lembut. Paling sesuai biasanya untuk fotografi produk, kosmetik, dan jenis foto yang memerlukan penguatan pada produk.






Low Key Lighting
Low Key Lighting
Low Key Lighting
Low Key lighting sebenarnya mirip dengan teknik hi-key, sama-sama menonjolkan kontras dari sebuah objek foto. Bedanya terletak pada eksekusi serta hasil akhir. Pada foto low key pencayahaan sangat minim, hanya ditekankan pada bagian-bagian tertentu objek foto. Foto ini sangat cocok untuk menampilkan kesan sedih, dalam, eksotis, mistis, dan sebagainya.
Setting lampu biasanya sangat minim. Bisa menggunakan satu jenis lampu atau dua untuk menghasilkan detail dan kedalaman foto.



Candle Light
Candle Light
Candle Light - Photo by: Tuhin







Hasil dari teknik pencahayaan ini mirip dengan Low Key. Bedanya terletak pada sumber cahaya yang digunakan, biasanya dari lilin atau sumber cahaya lain yang mirip lilin. Foto yang dihasilkan memberi kesan dalam, kuat, damai, dan teduh.
Teknik ini kebanyakan digunakan untuk foto-foto religius, produk, dan jenis foto lain yang ingin memberikan kesan damai dan teduh seperti karakter lilin. Karena sumber cahaya terbatas, teknik foto dengan kecepatan rendah.

Split Lighting
Split Lighting - Photo by: Samantha
Split Lighting - Photo by: Samantha
Split lighting teknik pencahayaan dengan menggunakan lighting dari salah satu sisi objek foto. Hasilnya objek terlihat separo dari keseluruhan objek foto. Banyak diimplementasikan pada jenis foto portrait atau objek simetris. Kesan yang ditimbulkan bermacam-macam, tergantung dari keperluan foto dibuat. Bisa misterius, penekanan karakter objek dan sebagainya.





Horror Lighting
Horror Lighting
Horror Lighting - Photo by: Ekillian
Teknik foto horor hampir mirip dengan teknik low light dan split lighting, perbedaannya hanya pada angle pengambilan objek foto dan sudut penempatan lampu serta ekspresi model. Kebanyakan posisi lampu diletakkan di bawah model.






Butterfly Lighting
Butterfly Light
Butterfly Light - Photo by: Oneslidefotography.com
Teknik lighting ini menempatkan lampu utama di atas objek foto. Sehingga dihasilkan foto dengan bayangan di bawah hidung menyerupai atau mirip bentuk kupu-kupu. Lighting jenis ini sangat cocok untuk foto kosmetik yang menonjolkan kecantikan objek foto.






Rembrandt Lighting
Rembrant Light
Rembrandt Light
Teknik ini menggunakan satu atau dua lampu dan ditambah reflektor. Jenis pencahayaan ini banyak digemari karena menghasilkan foto yang lebih berdimensi bahkan dengan peralatan lampu yang terbatas. Bentuk pencahayaan Rembrandt menghasilkan bentuk segitiga agak kontras disamping hidung atau di bawah mata.
Sedangkan Rembrandt sendiri diambil dari nama  pelukis yang sering melukis dengan menggunakan teknik pencahayaan seperti ini. Foto yang dihasilkan dengan teknik pencahayaan ini memberi kesan yang lebih berkarakter pada objek foto.



Berikut ini beberapa contoh peletakkan posisi lampu dan foto yang dihasilkan.
Posisi Lampu dan hasil fotonya
Posisi Lampu dan hasil fotonya - Klik pada foto untuk melihat lebih besar.






Semoga bermanfaat dan selamat berkarya.