Petir atau kilat sangat dramatis dan cepat, ini merupakan tantangan dan mungkin berbahaya. Ada berbagai
teknik
yang terlibat ketika memotret kilatan petir yang luar biasa. Karena
petir sangat cepat, (kisaran 30 mikrodetik atau 30/1.000.000 detik) anda
harus lebih cepat. Tetapi di atas semuanya, anda harus sangat
berhati-hati. Berikut adalah beberapa
tips memotret petir atau kilat.
- Temukan Lokasi yang Bagus
Ketika memotret petir, penting untuk menyadari bahwa kondisi anda
saat memotret tidak terduga dan berbahaya, dan akan selalu ada unsur
kesempatan serta keberuntungan yang terlibat. Karena kita tidak bisa
melihat kapan petir datang, kita perlu memprediksi di mana ia akan
muncul. Dengan mengamati pola petir dan menggunakan lensa wide-angle.
Dengan menjaga shutter terbuka untuk beberapa detik kita mungkin
beruntung.
- Mengatur Lensa Hingga Tak Terbatas
Manual fokus lebih baik daripada autofocus ketika anda memotret
petir, karena petir pasti akan menipu sensor autofokus. Mengatur
lensa
hingga tak terbatas memberikan depth of field yang maksimum, sehingga
ketika petir menyambar di kejauhan, anda akan memiliki gambar petir dan
background dalam fokus yang tajam. Benda yang lebih dekat ke kamera
pasti akan keluar dari fokus, tapi mereka bukan subjek utama anda, jadi
jangan khawatir tentang mereka atau susunlah mereka sebelumnya.
Jika anda mencoba untuk memotret petir dengan objek tertentu dalam
fokus, contohnya menara, maka anda ingin mendapatkan objek tersebut
dalam fokus pertama. Tempatkan kamera pada tripod kokoh untuk
menghindari kamera bergoyang dan menggunakan perangkat remote
release(kabel atau unit RC) untuk memastikan bahwa kamera anda kokoh
saat melepaskan shutter. Atur f-stop antara f/5.6 – f/8 dan mengatur
shutter speed ke mode B “bulb”. Mode Bulb memungkinkan operator kamera
untuk menahan shutter tetap terbuka selama tombol pelepas shutter
ditekan.
Jika anda tidak berpengalaman, hal ini bisa menjadi waktu yang tepat
untuk mencoba mode mirror lock up sehingga anda tidak perlu memprediksi
secara tepat kapan petir akan menyambar. Mirror lock up, fitur yang
tersedia pada kebanyakan DSLR memungkinkan anda melibatkan cermin pada
kamera jauh sebelum pelepasan shutter. Atur remote atau kabel release
terlebih dahulu, susun gambar, dan tahan tombol shutter release untuk
membuka shutter. Tunggu petir menyambar dan menghilang lalu segera
akhiri tembakan anda.
Memotret petir beruntun di langit dan tidak ada benda lain mungkin
terlihat cantik tapi tidak memberikan rasa perspektif. Gunakan lensa
wide-angle dan memikirkan bagaimana gambar akan disusun. Termasuk fitur
landscape, pohon, bangunan, mobil yang bergerak dll untuk memberikan
konteks pada foto. Intinya komposisi anda akan tergantung pada di mana
petir akan muncul, tapi selalu pertimbangkan elemen lainnya yang anda
dapat bawa ke dalam gambar.
Biasanya petir datang bersamaan dengan hujan. Meskipun lebih baik
untuk berada di bawah semacam tempat berteduh saat memotret petir, hal
ini tidak selalu mungkin. Anda perlu untuk melindungi kamera dan lensa
dari hujan, cairan dapat mempengaruhi mekanisme kamera dan jika sampai
ke lensa, hal ini akan merusak hasil gambar yang telah kita ambil.
Sebagaimana petir biasanya terjadi dalam situasi cahaya rendah, pada
umumnya anda akan ingin memilih depth of field pendek, dari f/2.8 ke
f/5.6, sehingga akan cukup cahaya yang mencapai kamera. Mengatur kamera
pada ISO 200, mengatur shutter speed pada “B” untuk bulb, dan sanagt
dianjurkan anda menggunakan kabel rilis untuk menahan shutter tetap
terbuka untuk menunggu petir menyambar. Jika kamera anda tidak memiliki
bulb shutter speed, aturlah eksposur selama 10 sampai 30 detik, itu
sudah cukup untuk menangkap sambaran petir yang sangat cepat.
Bagaimanapun, anda harus mengamati pola petir untuk menentukan
pengaturan panjang eksposur terbaik untuk digunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar